Jumat, 13 November 2015

Artikel Ilmiah Penarangan Lampu Taman Otomatis meggunakan Sensor LDR



PENERANGAN LAMPU TAMAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LDR

1.       PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijabarkan secara spesifik mengenai (1) latar belakang pemilihan judul dan (2) fokus pembahasan. Kedua hal tersebut dijabarkan melalui sub-subbab berikut ini.
1.1   Latar Belakang
Lampu taman merupakan alat yang digunakan untuk menerangi suatu tempat yang membutuhkan sebuah penerangan. Pada siang hari, lampu taman tidak akan diperlukan untuk menerangi suatu tempat, karena  secara otomatis suatu tempat akan mampu memanfaatkan sinar matahari, sehingga akan menyebabkan tempat tersebut  menjadi terang karena adanya sebuah intensitas cahaya. Namun, pada waktu malam hari, lampu taman akan berfungsi untuk memberikan cahaya disaat kondisi yang gelap, karena intensitas cahaya sinar matahari sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk malam hari, maka dibutuhkan suatu penerangan melalui lampu taman. Karena manusia akan terus ketergantungan dengan penggunaan lampu, maka akan terjadi pemborosan energi listrik pada setiap waktu.
Menurut Data ASEAN Centre for Energy (ACE) tahun 2013, tercatat bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat pemborosan energi listrik paling tinggi. Tercatat  9 kota yang dianggap paling boros dalam penggunaan listrik, seperti Jakarta, Medan, Makasar, Bali, Batam, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, dan Palembang. Rata-rata listrik banyak digunakan untuk keperluan industri. Di negara lain, penggunaan energi untuk industri sudah mampu untuk ditanggulangi, hanya 20% aktivitas industrial menggunakan listrik, sedangkan sisanya telah menggunakan energi alam (energi panas matahari, energi alam seperti gas, dan lain-lain).
Dalam mengonsumsi energi listrik, sebenarnya Indonesia hanya mengonsumsi 0.467 toe per kapita (berbeda dengan Jepang yang mengonsumsi hingga 4.14 toe per kapita). Meski demikian, intensitas energi Indonesia mencapai 470 toe perjuta dollar AS PBD, jauh di atas Jepang yang hanya 92.3 toe per juta dollar AS PDB. Akibatnya pemakaian energi Indonesia adalah 1.84, jauh di atas negara-negara Asia seperti Jepang ,Malaysia, maupun Thailand. Kompasiana.com, 25 November 2014.
Dengan penggunaan lampu taman secara manual, akan meningkatkan tingkat pemborosan energi listrik melebihi sebelumnya. Hal ini terjadi karena kelalaian manusia terhadap penggunaan lampu taman yang setiap harinya lupa untuk mematikan saklar hingga saat pagi hari, sehingga lampu akan selalu dalam keadaan hidup (ON). Dan kemalasan manusia untuk menyalakan saklar lmpu taman akan mengakibatkan area taman menjadi gelap dan tidak ada pengunjung yang akan memasuki area tersebut karena dalam kondisi gelap atau bahkan dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan sebuah solusi alternative dalam memecahkan permasalahan kelalaian manusia terhadap penggunaan lampu taman secara manual. Solusi tersebut yaitu memanfaatkan sensor LDR. Dengan adanya sensor LDR maka lampu taman akan menyala (ON) dan mati (OFF) secara otomatis tanpa harus menggunakan tenaga manusia, sehingga dapat menghindari pemborosan energi listrik yang terjadi selama ini. Dalam makalah ini dijabarkan secara spesifik mengenai Penerangan Lampu Taman Otomatis menggunakan Sensor LDR.
1.2 FOKUS PEMBAHASAN
1) Konsep dasar sensor LDR;
2)  Langkah-langkah perancangan alat pemerangan lampu otomatis; dan
3)  Kelebihan dan kekurangan sensor LDR.
2.       PEMBAHASAN
Beberapa informasi yang disajikan pada bagian ini meliputi: (1) konsep dasar sensor LDR; (2) langkah-langkah perancangan alat penerangan lampu taman secara otomatis; (3) kelebihan dan kekurangan sensor LDR.
Energi listrik sebagai teknologi mukhtahir sterilisasi susu sapi. Empat informasi tersebut dijabarkan secara rinci melalui sub-sub bagian berikut.
2.1  Konsep Dasar Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor adalah komponen elekronika yang dijadikan sebagai sensor dalam pembuatan lampu otomatis. LDR merupakan salah satu jenis resistor yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh sejumlah intensitas cahaya. Besarnya nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya intensitas cahaya yang diterima oleh LDR. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman hanya bisa menyala di malam hari dan akan padam di siang hari secara otomatis. (Jurnal Unikom : 175)
Prinsip kerja dari Sensor LDR yaitu pada saat kondisi gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya barada pada kondisi redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Sedangkan, pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang. (Jurnal Stikom Surabaya : 10).
1)      Bentuk
Bentuk solusi alternative yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi yaitu dengan menggunakan sebuah Sensor LDR (Light Dependent Resistor) pada penerangan lampu taman otomatis. Sensor ini akan diletakkan pada penerangan lampu taman dengan tujuan agar  lampu yang menyala (ON) dan mati (OFF) akan bekerja secara otomatis tanpa menggunakan tenaga manusia. Dengan memanfaatkan sensor tersebut, penggunaan energi listrik semakin hemat dan tidak perlu membuang energi manusia. Apabila menggunakan penerangan lampu taman secara manual maka tidak akan efisien dan sangat merugikan. Terkadang manusia akan melakukan kelalaian dalam kondisi apapun, misalnya untuk menyalakan (ON) dan mematikan (OFF) lampu penerangan pun masih terjadi kelalaian, sehingga secara tidak langsung akan menyebabkan pemborosan listrik dan membuang energi manusia secara perlahan.
2)      Sasaran
Rancangan alat dengan menggunakan sebuah Sensor LDR akan ditunjukkan pada  tempat-tempat taman yang berada di sekitar. Dengan adanya sensor tersebut akan membuat area taman menjadi terang dan menarik seseorang untuk berkunjung ke tampat tersebut. Biasanya sebuah taman akan gelap pada kondisi malam hari karena kelalaian manusia untuk menyalakan (ON) lampu taman secara manual, sehingga banyak orang yang tidak ingin berkunjung di area tersebut atau bahkan dalam kondisi tersebut akan dimanfaatkan beberapa orang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, lambat laun menyebabkan area taman tersebut menjadi tempat yang berbahaya.
2.1   Langkah –Langkah Perancangan Alat
a)      Persiapan
Setelah merencanakan sebuah alat yang akan digunakan sebagai pengganti penerangan lampu taman secara manual, langkah awal dengan mencoba membuat rangkaian dengan menggunakan simulasi. Dengan adanya simulasi, dapat mengetahui alat yang dirancang sebelumnya apakah bisa berjalan atau sebaliknya.
Menyiapkan lahan dan tempat yang akan dijadikan sebgai suatu lokasi dalam perancangan sebuah rangkaian serta segala sesuatu yang akan dibutuhkan dan digunakan untuk pembuatan rangkaian penerangan lampu taman secara otomatis. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa sensor LDR, Relay, Transistor, Potensiometer, dan Resistor.
b)      Pelaksanaan
Setelah semua komponen-komponen yang dibutuhkan lengkap, langkah selanjutnya melakukan perakitan rangkaian, dengan memasang komponen-komponen untuk penerangan lampu taman secara otomatis misalnya dengan memasang relay, sensor LDR, Transistor, Potensiometer, dan Resistor ke dalam sebuah rangkaian berdasarkan dengan hasil simulasi yang dirancang sebelumnya.
Melakukan proses penyambungan pada suatu lokasi area taman tertentu, agar pada saat pengujian alat, tidak perlu memasang secara mendadak, karena rangkaian tersebut telah disambungkan sebelumnya pada tiang-tiang lampu area suatu taman yang ada disekitar.
c)       Evaluasi
Melakukan pengujian terhadap alat yang terlah dirancang sebelumnya apakah sesuai dengan tujuan pembuatan alat sebagai penerangan lampu taman secara otomatis. Alat tersebut akan di uji coba di area-area taman tertentu apakah sesuai dengan perancangan sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari uji coba alat akan menunjukan perbedaan antara penerangan lampu taman secara manual dengan penerangan lampu taman secara otomatis.
Dengan uji coba yang dilakukan tentu ada kekurangan dari pengujian alat tersebut. Untuk itu, rancangan alat perlu disempurnakan sebelum dipasang pada area-area taman yang ada disekitar.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
Dengan memanfaatkan sensor LDR tersebut, tentunya terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan di dalam penggunannya. Banyak orang di dunia ini terlalu sibuk untuk mengurusi masalah-masalah sepele seperti mematikan lampu di pagi hari. Lampu yang dapat menyala sendiri  pada malam hari dan padam sendiri pada pagi hari sangat memudahkan orang-orang sibuk dengan rutinitas sehari-hari dalam mengontrol lampu. Dengan teknologi ini, tagihan listrik dapat dikontrol sehingga efektif dan efisien. Upaya untuk menghemat energi untuk kepentingan bersama dapat terwujud karena tidak ada pemborosan listrik saat lupa memadamkan lampu. Teknologi lampu ini sangat mudah digunakan sesuai dengan cara kerjanya yang otomatis.
Lampu sensor cahaya lebih mudah digunakan karena pemilik tidak perlu mengatur waktu agar lampu dapat menyala atau padam otomatis. Dengan sensor LDR tersebut lampu akan otomatis menyala (ON) dan mati (OFF) secara otomatis tanpa membuang energy manusia. Itu semua tergantung pada seberapa banyak intensitas yang diterimanya. Apalagi sensor LDR ini dalam penggunaannya sangat simple dan efisien.
Dari segi perawatan, alat sensor LDR tidak memerlukan perawatan khusus karena terbuat dari komponen sederhana berupa  switching electronic yang  banyak terdapat di toko-toko perlengkapan elektronik. Pemilik hanya harus mencegah agar lempengan komponen lampu tidak terkena air. Hal ini dapat diatasi dengan memasang kotak pelindung pada lempengan. Jenis lampu yang dapat digunakan juga terserah pada pengguna. Kinerja alat sensor tidak akan mempengaruhi keawetan lampu itu sendiri. Apabila lampu yang digunakan  berkualitas baik, maka lampu dapat bertahan lama.
Namun LDR memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat mendeteksi cahaya dengan tingkat intensitas yang rendah sehingga mungkin tidak dapat bekerja pada beberapa kondisi. Kekurangan lainnya adalah LDR termasuk sonsor cahaya yang bersifat lambat dalam mendeteksi cahaya pada kondisi peralihan tingkat intensitas cahaya yang berbeda, membutuhkan hingga beberapa detik respon waktu untuk mengenali perbedaan intensitas. Hal tersebut dikarenakan elektron pada LDR membutuhkan waktu untuk bergerak saat berpindah, baik gerakan mempercepat ataupun memperlambat.
PENUTUP
3.1          Simpulan
Lampu taman merupakan alat yang digunakan untuk menerangi suatu tempat yang membutuhkan sebuah penerangan. Dengan penggunaan lampu taman secara manual, akan meningkatkan tingkat pemborosan energi listrik melebihi sebelumnya. Hal ini terjadi karena kelalaian manusia terhadap penggunaan lampu taman yang setiap harinya lupa untuk mematikan saklar hingga saat pagi hari, sehingga lampu akan selalu dalam keadaan hidup (ON). Dan kemalasan manusia untuk menyalakan saklar lmpu taman akan mengakibatkan area taman menjadi gelap dan tidak ada pengunjung yang akan memasuki area tersebut karena dalam kondisi gelap atau bahkan dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Tujuan dari penerangan lampu taman otomatis menggunakan sensor LDR yaitu agar memudahkan setiap orang pada saat menyalakan (ON) dan mematikan (OFF) saklar secara otomatis.
Tahap awal dari penerangan lampu taman secara otomatis menggunakan sensor LDR antara lain : (1) pembuatan simulasi; dan (2) penyiapan alat, bahan, dan tempat yang strategis. Tahap inti dari penerangan lampu taman secara otomatis antara lain : (1) melakukan perakitan rangkaian; dan (2) proses penyambungan rangkaian sensor LDR. Dan tahap tahap akhir dari penerangan lampu taman secara otomatis antara lain : (1) melakukan uji coba alat; dan (2) penyempurnaan alat. 
Kelebihan sensor LDR antara lain: (1)  Lampu sensor cahaya lebih mudah digunakan; dan (2) alat sensor LDR tidak memerlukan perawatan khusus karena terbuat dari komponen sederhana berupa  switching electronic, sedangkan kekurangan dari sensor LDR yaitu tidak dapat mendeteksi cahaya dengan tingkat intensitas yang rendah.

3.2          Saran
Makalah Penarangan Lampu Taman Otomatis menggunakan Sensor LDR ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk utuk kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR RUJUKAN

Chandra, Mulyady. 2014. 10 Peringkat Indonesia di Dunia. (online) , (http://www.kompasiana.com/mulyady1688/10-peringkat-indonesia-di-dunia_54f934b0a333112c048b4a1a), diakses pada tanggal 12 September 2015.
Nurfatimah, Dwi. 2013. Lampu Otomatis dengan Sensor LDR. (online), (www.academia.edu/7356106/lampu_otomatis_dengan_sensor_LDR), diakses pada tanggal 9 November 2015.
Sinaga, Sahrul. 2014. LDR (Light Dependent Resistor). (online), (https://www.scribd.com/doc/249657712/BAB-20III-pdf), diakses pada tanggal 9 November 2015.
Supatmi, Sri (2014:175). Pengaruh Sensor LDR terhadap Pengontrolan Lampu. (online), (https://www.yumpu.com/id/document/view/28070879/download-volume-82-artikel-5pdf-majalah-ilmiah-unikom), diakses pada tanggal 9 November 2015.
 
November 13, 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar