PENERANGAN LAMPU TAMAN
OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LDR
1. PENDAHULUAN
Pada
bagian ini dijabarkan secara spesifik mengenai (1) latar belakang pemilihan
judul dan (2) fokus pembahasan. Kedua hal tersebut dijabarkan melalui
sub-subbab berikut ini.
1.1 Latar Belakang
Lampu taman merupakan
alat yang digunakan untuk menerangi suatu tempat yang membutuhkan sebuah
penerangan. Pada siang hari, lampu taman tidak akan diperlukan untuk menerangi
suatu tempat, karena secara otomatis suatu
tempat akan mampu memanfaatkan sinar matahari, sehingga akan menyebabkan tempat
tersebut menjadi terang karena adanya
sebuah intensitas cahaya. Namun, pada waktu malam hari, lampu taman akan
berfungsi untuk memberikan cahaya disaat kondisi yang gelap, karena intensitas
cahaya sinar matahari sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk malam hari, maka
dibutuhkan suatu penerangan melalui lampu taman. Karena manusia akan terus
ketergantungan dengan penggunaan lampu, maka akan terjadi pemborosan energi
listrik pada setiap waktu.
Menurut Data
ASEAN Centre for Energy (ACE) tahun 2013, tercatat bahwa Indonesia termasuk
negara dengan tingkat pemborosan energi listrik paling tinggi. Tercatat 9 kota yang dianggap paling boros dalam
penggunaan listrik, seperti Jakarta, Medan, Makasar, Bali, Batam, Semarang,
Surabaya, Banjarmasin, dan Palembang. Rata-rata listrik banyak digunakan untuk
keperluan industri. Di negara lain, penggunaan energi untuk industri sudah mampu
untuk ditanggulangi, hanya 20% aktivitas industrial menggunakan listrik,
sedangkan sisanya telah menggunakan energi alam (energi panas matahari, energi
alam seperti gas, dan lain-lain).
Dalam
mengonsumsi energi listrik, sebenarnya Indonesia hanya mengonsumsi 0.467 toe
per kapita (berbeda dengan Jepang yang mengonsumsi hingga 4.14 toe per kapita).
Meski demikian, intensitas energi Indonesia mencapai 470 toe perjuta dollar AS
PBD, jauh di atas Jepang yang hanya 92.3 toe per juta dollar AS PDB. Akibatnya
pemakaian energi Indonesia adalah 1.84, jauh di atas negara-negara Asia seperti
Jepang ,Malaysia, maupun Thailand. Kompasiana.com, 25 November 2014.
Dengan
penggunaan lampu taman secara manual, akan meningkatkan tingkat pemborosan
energi listrik melebihi sebelumnya. Hal ini terjadi karena kelalaian manusia
terhadap penggunaan lampu taman yang setiap harinya lupa untuk mematikan saklar
hingga saat pagi hari, sehingga lampu akan selalu dalam keadaan hidup (ON). Dan
kemalasan manusia untuk menyalakan saklar lmpu taman akan mengakibatkan area
taman menjadi gelap dan tidak ada pengunjung yang akan memasuki area tersebut
karena dalam kondisi gelap atau bahkan dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk
menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan sebuah solusi alternative dalam
memecahkan permasalahan kelalaian manusia terhadap penggunaan lampu taman
secara manual. Solusi tersebut yaitu memanfaatkan sensor LDR. Dengan adanya
sensor LDR maka lampu taman akan menyala (ON) dan mati (OFF) secara otomatis
tanpa harus menggunakan tenaga manusia, sehingga dapat menghindari pemborosan
energi listrik yang terjadi selama ini. Dalam makalah ini dijabarkan secara
spesifik mengenai Penerangan Lampu Taman Otomatis menggunakan Sensor LDR.
1.2 FOKUS PEMBAHASAN
1)
Konsep dasar sensor LDR;
2) Langkah-langkah perancangan alat pemerangan
lampu otomatis; dan
3) Kelebihan dan
kekurangan sensor LDR.
2. PEMBAHASAN
Beberapa informasi yang disajikan pada
bagian ini meliputi: (1) konsep dasar sensor LDR; (2) langkah-langkah
perancangan alat penerangan lampu taman secara otomatis; (3) kelebihan dan
kekurangan sensor LDR.
Energi listrik sebagai teknologi mukhtahir sterilisasi susu
sapi. Empat
informasi tersebut dijabarkan secara rinci melalui sub-sub bagian berikut.
2.1 Konsep Dasar Sensor LDR
(Light Dependent Resistor)
LDR (Light
Dependent Resistor adalah komponen elekronika yang dijadikan sebagai sensor
dalam pembuatan lampu otomatis. LDR merupakan salah satu jenis resistor yang nilai hambatannya
dipengaruhi oleh sejumlah intensitas cahaya. Besarnya nilai hambatan pada LDR
tergantung pada besar kecilnya intensitas cahaya yang diterima oleh LDR. Contoh
penggunaannya adalah pada lampu taman hanya bisa menyala di malam hari dan akan
padam di siang hari secara otomatis. (Jurnal Unikom : 175)
Prinsip
kerja dari Sensor LDR yaitu pada saat
kondisi gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit
elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya barada pada
kondisi redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Sedangkan, pada
saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut
muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang
baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya
terang. (Jurnal Stikom Surabaya : 10).
1)
Bentuk
Bentuk solusi alternative yang akan digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi yaitu dengan menggunakan sebuah Sensor LDR
(Light Dependent Resistor) pada penerangan lampu taman otomatis. Sensor ini
akan diletakkan pada penerangan lampu taman dengan tujuan agar lampu yang menyala (ON) dan mati (OFF) akan
bekerja secara otomatis tanpa menggunakan tenaga manusia. Dengan memanfaatkan
sensor tersebut, penggunaan energi listrik semakin hemat dan tidak perlu
membuang energi manusia. Apabila menggunakan penerangan lampu taman secara
manual maka tidak akan efisien dan sangat merugikan. Terkadang manusia akan
melakukan kelalaian dalam kondisi apapun, misalnya untuk menyalakan (ON) dan mematikan
(OFF) lampu penerangan pun masih terjadi kelalaian, sehingga secara tidak
langsung akan menyebabkan pemborosan listrik dan membuang energi manusia secara
perlahan.
2)
Sasaran
Rancangan alat dengan menggunakan sebuah Sensor LDR
akan ditunjukkan pada tempat-tempat
taman yang berada di sekitar. Dengan adanya sensor tersebut akan membuat area
taman menjadi terang dan menarik seseorang untuk berkunjung ke tampat tersebut.
Biasanya sebuah taman akan gelap pada kondisi malam hari karena kelalaian manusia
untuk menyalakan (ON) lampu taman secara manual, sehingga banyak orang yang
tidak ingin berkunjung di area tersebut atau bahkan dalam kondisi tersebut akan
dimanfaatkan beberapa orang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak
diinginkan, lambat laun menyebabkan area taman tersebut menjadi tempat yang
berbahaya.
2.1 Langkah –Langkah Perancangan Alat
a)
Persiapan
Setelah
merencanakan sebuah alat yang akan digunakan sebagai pengganti penerangan lampu
taman secara manual, langkah awal dengan mencoba membuat rangkaian dengan
menggunakan simulasi. Dengan adanya simulasi, dapat mengetahui alat yang
dirancang sebelumnya apakah bisa berjalan atau sebaliknya.
Menyiapkan
lahan dan tempat yang akan dijadikan sebgai suatu lokasi dalam perancangan
sebuah rangkaian serta segala sesuatu yang akan dibutuhkan dan digunakan untuk
pembuatan rangkaian penerangan lampu taman secara otomatis. Alat dan bahan yang
digunakan dapat berupa sensor LDR, Relay, Transistor, Potensiometer, dan
Resistor.
b)
Pelaksanaan
Setelah
semua komponen-komponen yang dibutuhkan lengkap, langkah selanjutnya melakukan
perakitan rangkaian, dengan memasang komponen-komponen untuk penerangan lampu
taman secara otomatis misalnya dengan memasang relay, sensor LDR, Transistor,
Potensiometer, dan Resistor ke dalam sebuah rangkaian berdasarkan dengan hasil
simulasi yang dirancang sebelumnya.
Melakukan
proses penyambungan pada suatu lokasi area taman tertentu, agar pada saat
pengujian alat, tidak perlu memasang secara mendadak, karena rangkaian tersebut
telah disambungkan sebelumnya pada tiang-tiang lampu area suatu taman yang ada
disekitar.
c)
Evaluasi
Melakukan
pengujian terhadap alat yang terlah dirancang sebelumnya apakah sesuai dengan
tujuan pembuatan alat sebagai penerangan lampu taman secara otomatis. Alat
tersebut akan di uji coba di area-area taman tertentu apakah sesuai dengan
perancangan sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari uji coba alat akan menunjukan
perbedaan antara penerangan lampu taman secara manual dengan penerangan lampu
taman secara otomatis.
Dengan
uji coba yang dilakukan tentu ada kekurangan dari pengujian alat tersebut.
Untuk itu, rancangan alat perlu disempurnakan sebelum dipasang pada area-area
taman yang ada disekitar.
2.3. Kelebihan dan
Kekurangan Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
Dengan memanfaatkan sensor LDR tersebut, tentunya
terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan di dalam penggunannya. Banyak orang di dunia ini terlalu sibuk untuk mengurusi masalah-masalah
sepele seperti mematikan lampu di pagi hari. Lampu yang dapat menyala sendiri
pada malam hari dan padam sendiri pada pagi hari sangat memudahkan
orang-orang sibuk dengan rutinitas sehari-hari dalam
mengontrol lampu. Dengan teknologi ini, tagihan listrik dapat dikontrol sehingga efektif dan
efisien. Upaya untuk menghemat energi untuk kepentingan bersama dapat terwujud
karena tidak ada pemborosan listrik saat lupa memadamkan lampu. Teknologi lampu
ini sangat mudah digunakan sesuai dengan cara kerjanya yang otomatis.
Lampu
sensor cahaya lebih mudah digunakan karena pemilik tidak perlu mengatur waktu
agar lampu dapat menyala atau padam otomatis. Dengan sensor LDR tersebut lampu
akan otomatis menyala (ON) dan mati (OFF) secara otomatis tanpa membuang energy
manusia. Itu semua tergantung pada seberapa banyak intensitas yang diterimanya.
Apalagi sensor LDR ini dalam penggunaannya sangat simple dan efisien.
Dari
segi perawatan, alat sensor LDR tidak memerlukan perawatan khusus karena
terbuat dari komponen sederhana berupa switching electronic yang
banyak terdapat di toko-toko perlengkapan elektronik. Pemilik hanya harus
mencegah agar lempengan komponen lampu tidak terkena air. Hal ini dapat diatasi
dengan memasang kotak pelindung pada lempengan. Jenis lampu yang dapat
digunakan juga terserah pada pengguna. Kinerja alat sensor tidak akan
mempengaruhi keawetan lampu itu sendiri. Apabila lampu yang digunakan
berkualitas baik, maka lampu dapat bertahan lama.
Namun LDR
memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat mendeteksi cahaya dengan tingkat
intensitas yang rendah sehingga mungkin tidak dapat bekerja pada beberapa
kondisi. Kekurangan lainnya adalah LDR termasuk sonsor cahaya yang bersifat
lambat dalam mendeteksi cahaya pada kondisi peralihan tingkat intensitas cahaya
yang berbeda, membutuhkan hingga beberapa detik respon waktu untuk mengenali
perbedaan intensitas. Hal tersebut dikarenakan elektron pada LDR membutuhkan
waktu untuk bergerak saat berpindah, baik gerakan mempercepat ataupun
memperlambat.
PENUTUP
3.1
Simpulan
Lampu taman merupakan
alat yang digunakan untuk menerangi suatu tempat yang membutuhkan sebuah
penerangan. Dengan penggunaan lampu taman secara manual, akan meningkatkan
tingkat pemborosan energi listrik melebihi sebelumnya. Hal ini terjadi karena
kelalaian manusia terhadap penggunaan lampu taman yang setiap harinya lupa
untuk mematikan saklar hingga saat pagi hari, sehingga lampu akan selalu dalam
keadaan hidup (ON). Dan kemalasan manusia untuk menyalakan saklar lmpu taman
akan mengakibatkan area taman menjadi gelap dan tidak ada pengunjung yang akan
memasuki area tersebut karena dalam kondisi gelap atau bahkan dimanfaatkan oleh
para pengunjung untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Tujuan dari
penerangan lampu taman otomatis menggunakan sensor LDR yaitu agar memudahkan setiap
orang pada saat menyalakan (ON) dan mematikan (OFF) saklar secara otomatis.
Tahap awal
dari penerangan lampu taman secara otomatis menggunakan sensor LDR antara lain
: (1) pembuatan simulasi; dan (2) penyiapan alat, bahan, dan tempat yang
strategis. Tahap inti dari penerangan lampu taman secara otomatis antara lain :
(1) melakukan perakitan rangkaian; dan (2) proses penyambungan rangkaian sensor
LDR. Dan tahap tahap akhir dari penerangan lampu taman secara otomatis antara lain
: (1) melakukan uji coba alat; dan (2) penyempurnaan alat.
Kelebihan sensor
LDR antara lain: (1) Lampu
sensor cahaya lebih mudah digunakan; dan
(2) alat sensor LDR tidak memerlukan perawatan khusus karena terbuat
dari komponen sederhana berupa switching electronic, sedangkan kekurangan dari sensor LDR yaitu tidak
dapat mendeteksi cahaya dengan tingkat intensitas yang rendah.
3.2
Saran
Makalah Penarangan
Lampu Taman Otomatis menggunakan Sensor LDR ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk utuk kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Chandra, Mulyady. 2014. 10 Peringkat Indonesia di Dunia. (online) , (http://www.kompasiana.com/mulyady1688/10-peringkat-indonesia-di-dunia_54f934b0a333112c048b4a1a), diakses pada tanggal 12 September 2015.
Nurfatimah, Dwi. 2013. Lampu Otomatis
dengan Sensor LDR. (online), (www.academia.edu/7356106/lampu_otomatis_dengan_sensor_LDR), diakses pada tanggal 9 November 2015.
Sinaga, Sahrul. 2014. LDR (Light Dependent Resistor). (online), (https://www.scribd.com/doc/249657712/BAB-20III-pdf), diakses pada tanggal 9 November 2015.
Sinaga, Sahrul. 2014. LDR (Light Dependent Resistor). (online), (https://www.scribd.com/doc/249657712/BAB-20III-pdf), diakses pada tanggal 9 November 2015.
Supatmi, Sri (2014:175). Pengaruh Sensor
LDR terhadap Pengontrolan Lampu. (online), (https://www.yumpu.com/id/document/view/28070879/download-volume-82-artikel-5pdf-majalah-ilmiah-unikom),
diakses pada tanggal 9 November 2015.
November 13, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar